Potensi pertambangan dan energi yang ada di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), belum optimal dieksplorasi atau dikelola secara optimal, karena terhambat masalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dan sumber anggaran.
"NTT sebagai provinsi kepulauan memiliki beragam potensi kekayaan alam, termasuk pertambangan dan energi, namun belum maksimal kelola untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat, karena terhambat SDM dan anggaran," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT, Bria Yohanes, di Kupang, Selasa.
Ia menyebut tahun 2008/2009 total potensi tambang yang tersedia untuk dikelola seperti batu marmer dan batu mangan baru mencapai 20 persen dari target yang ditetapkan sebesar 65 persen, baik pengelola dalam negeri maupun luar negeri.
Demikian pula, katanya, potensi tambang lain yang tersedia di NTT, rata-rata baru sekitar 5-10 persen yang dikelola pengusaha dalam negeri. "Faktor penyebabnya adalah SDM dan anggaran yang tidak tersedia. Kalaupun tersedia jumlah terbatas," katanya.
"NTT sebagai provinsi kepulauan memiliki beragam potensi kekayaan alam, termasuk pertambangan dan energi, namun belum maksimal kelola untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat, karena terhambat SDM dan anggaran," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT, Bria Yohanes, di Kupang, Selasa.
Ia menyebut tahun 2008/2009 total potensi tambang yang tersedia untuk dikelola seperti batu marmer dan batu mangan baru mencapai 20 persen dari target yang ditetapkan sebesar 65 persen, baik pengelola dalam negeri maupun luar negeri.
Demikian pula, katanya, potensi tambang lain yang tersedia di NTT, rata-rata baru sekitar 5-10 persen yang dikelola pengusaha dalam negeri. "Faktor penyebabnya adalah SDM dan anggaran yang tidak tersedia. Kalaupun tersedia jumlah terbatas," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar