Ketenagakerjaan dan penciptaan lapangan kerja masih menjadi tema bagi semua bangsa dan terutama bagi bangsa Indonesia permasalahan ini sudah menjadi PR yang perlu diatasi bersama. Dalam kesempatan diskusi interaktif “Youth Employment and Entrepreneurship Initiative (YEEI) – How to Move Forward, Indonesia Business Links mengajak kepada setiap para peserta yang sebagian besar adalah pelaku bisnis dan CEO perusahaan-perusahaan, untuk peduli terhadap nasib anak muda yang tidak punya kesempatan untuk menggapai cita-citanya demikian yang dipaparkan Direktur Eksekutif IBL, Yanti Koestoer. Dalam kesempatan tersebut Yanti Koestoer dengan menarik membawakan interaktif dan menanyakan sebuah pertanyaan sederhana kepada peserta bahwa sebenarnya apa perbedaan antara cita-cita seorang CEO dengan cita-cita seorang anak muda yang tidak mampu ?? salah satu CEO Perusahaan Rajawali Grup mengatakan cita-citanya waktu muda sederhana saja yaitu bisa menikah, hidup bahagia dan berkecukupan katanya sambil berkelakar. Sedangkan seorang anak muda yang mewakili salah satu yayasan mengatakan punya cita-cita untuk hidup lebih baik lagi. Jadi sebenarnya setiap kita punya kesempatan yang sama untuk memperoleh hidup yang baik dan tak ada perbedaan antara anak muda CEO dengan anak muda yang kurang mampu tutur Yanti. Dalam hal ini Yanti mengarapkan melalui diskusi tersebut ada dampak kepedulian untuk anak-anak muda dalam mendapatkan pekerjaan maupun menyiapkan mereka menjadi seorang wirausaha (entrepreneur). Sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini IBL , Youth Foundation, dan USAID telah berhasil memberikan manfaat kepada 12.000 pemuda, bahkan hasil bantuan dana maupun pelatihan yang diberikan telah mampu membawa 1100 orang yang didik dalam pelatihan tenaga kerja, 80% -nya telah berhasil membantu mereka menjadi tenaga kerja terlatih yang diterima diberbagai perusahaan. sedangkan dari jumlah 600 anak muda yang di didik menjadi wirausaha 90% -nya telah mampu mendirikan usahanya sendiri-sendiri. Berdasarkan dari keterangan Bpk Muchlis M Ali salah satu staff program advisor YEEI mengungkapkan bahwa mereka sebelum mereka (para anak muda) masuk mendaftar menjadi orang-orang yang dilatih dalam pelatihan-pelatihan yang ada dan pemberian bantuan dana untuk tolls-tolls pelatihan kegiatan maka mereka harus memberikan proposal kegiatan yang diajukan terlebih dahulu dan juga harus mempunyai kelompok mitra pengawasan yang akan mengawasi kegiatan mereka berlangsung. Muchlis pun memaparkan bahwa selama ini contoh yang paling berhasil adalah di daerah karawang, dimana telah dihasilkan beberapa anak-anak muda yang mampu menjadi karyawan perusahaan-perusahaan outomotive dan juga beberapa yang menjadi pengusaha sendiri dengan membuka bengkel motor sendiri. Untuk kegiatan tersebut biasanya IBL & YEEI memberikan bantuan sebesar dana 5-7 juta rupiah perorang, bantuan tersebut bagi IBL & YEEI diberikan secara cuma-cuma kepada anak didik mereka sehingga mereka benar-benar bisa menjadi seorang wirausaha yang mandiri dan berhasil. IBL & YEEI merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang nirlaba yang ingin menjadi lembaga katalis untuk memfasilitasi dan menjembatani anak-anak muda tersebut meraih cita-cita mereka dan berhasil serta menggugah kemitraan dengan perusahaan-perusahaan besar untuk aktif membangun anak muda bangsa Indonesia. (prs/PRS/VJ) (foto : Prasetio/VJ) |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar